Selasa, 06 Desember 2011
Manakah yang lebih penting buat Anda?
Ini adalah suatu pengalaman pribadi bagi semua calon pengantin. Kita akan dihadapkan pada pertanyaan tersebut ketika sudah ada pada tahap awal perencanaan pernikahan. Demikian pula dengan saya. Ini saya alami bersama pasangan saya. Puji Tuhan, kami berhasil melaluinya.
Pada saat kita dan calon pasangan masing-masing memutuskan akan menikah, sudah tentu ada banyak pihak yang akan terlibat, bukan hanya Anda dan pasangan saja. Keluarga adalah pihak pertama dan paling penting. Kadang, ada yang menajdi keinginan kita tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh keluarga. Berbahagialah Anda yang seluruh rencana berdua dengan pasangan langsung disetujui dan didukung oleh keluarga, berikut semua tetek-bengek masalah resepsi pernikahan.
Ada kalanya kita ingin pernikahan yang sakral dan sederhana saja. Yang penting pernikahan ini sah dan dapat membuat saya dan pasangan lebih bahagia. Tapi belum tentu begitu. Ada tuntutan dari berbagai pihak, dalam hal ini keluarga, untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan yang mewah. Menikah hanya sekali seumur hidup dan pantas dirayakan.
Tidak ada yang salah dengan semua itu. Tapi kembali lagi pada diri masing-masing, apakah kita sudah siap dengan segala resiko dari pilihan kita?
1. Menikah dengan upacara dan perayaan sederhana. Apabila ini bertentangan dengan keinginan keluarga Anda, Anda akan menghadapi kerumitan saat mendiskusikan rencana Anda dan meminta restu dari orang tua. Ada semacam ketidak-puasan dari keluarga yang akan membuat Anda 'sedikit' diatur oleh keluarga dan diarahkan pilihannya dalam setiap pengambilan keputusan. Contohnya saat menentukan jumlah undangan. Keluarga yang ingin resepsi pernikahan besar-besaran tentunya akan menyelipkan sejumlah nama, baik keluarga maupun kerabat. Sebaiknya Anda membicarakan baik-baik keputusan Anda berdua dengan keluarga dari kedua belah pihak. Apabila Anda sudah membuat keputusan, sampaikan dan berterus-terang kepada mereka apa yang menjadi alasan Anda berdua. Sebelumnya, diskusikan dahulu dengan pasangan setelah melakukan pendekatan ke keluarga masing-masing.
2. Menikah dengan resepsi mewah. Lihat kembali kemampuan Anda untuk menyelenggarakan pesta yang tentunya tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Apabila hal ini memang bisa dilakukan, maka tidak menjadi masalah. Tetapi hal tersebut tidak hanya berhubungan dengan materi. Anda juga harus mempersiapkan mental ketika rencana Anda jauh melenceng pada saat pelaksanaannya. Dalam menyelenggarakan resepsi pernikahan mewah, ada banyak hal yang perlu Anda perhatikan untuk mewujudkannya. Persiapan tersebut akan menyita waktu dan pikiran Anda lebih banyak. Tentu saja, dengan jumlah uang yang tidak sedikit itu, Anda tidak ingin ada cela saat resepsi berlangsung.
Semua ini kembali pada diri masing-masing. Apakah kita memang memerlukan resepsi tersebut, misalnya untuk menjalin relasi bisnis, menjaga nama baik keluarga besar, atau memang Anda dan pasangan ingin menciptakan keintiman tersendiri dengan sebuah perayaan sederhana? Andalah yang menentukan, apakah pesta perayaan itu adalah hadiah untuk Anda berdua atau hadiah pula bagi semua keluarga dan kenalan Anda? Penting bagi Anda dan pasangan untuk menentukan dari awal, sehingga tidak terjadi kesalah-pahaman yang akan memicu pertengkaran.
Saya berharap, Anda dan pasangan akan mementingkan pernikahan itu sendiri daripada kemasannya.
--
Bandung, 6 Desember 2011
Katarina Lidya Agusfri
Label: Tentang Menikah
0 Comments:
Selasa, 06 Desember 2011
Menikah atau Resepsi Pernikahan?
Ini adalah suatu pengalaman pribadi bagi semua calon pengantin. Kita akan dihadapkan pada pertanyaan tersebut ketika sudah ada pada tahap awal perencanaan pernikahan. Demikian pula dengan saya. Ini saya alami bersama pasangan saya. Puji Tuhan, kami berhasil melaluinya.
Pada saat kita dan calon pasangan masing-masing memutuskan akan menikah, sudah tentu ada banyak pihak yang akan terlibat, bukan hanya Anda dan pasangan saja. Keluarga adalah pihak pertama dan paling penting. Kadang, ada yang menajdi keinginan kita tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh keluarga. Berbahagialah Anda yang seluruh rencana berdua dengan pasangan langsung disetujui dan didukung oleh keluarga, berikut semua tetek-bengek masalah resepsi pernikahan.
Ada kalanya kita ingin pernikahan yang sakral dan sederhana saja. Yang penting pernikahan ini sah dan dapat membuat saya dan pasangan lebih bahagia. Tapi belum tentu begitu. Ada tuntutan dari berbagai pihak, dalam hal ini keluarga, untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan yang mewah. Menikah hanya sekali seumur hidup dan pantas dirayakan.
Tidak ada yang salah dengan semua itu. Tapi kembali lagi pada diri masing-masing, apakah kita sudah siap dengan segala resiko dari pilihan kita?
1. Menikah dengan upacara dan perayaan sederhana. Apabila ini bertentangan dengan keinginan keluarga Anda, Anda akan menghadapi kerumitan saat mendiskusikan rencana Anda dan meminta restu dari orang tua. Ada semacam ketidak-puasan dari keluarga yang akan membuat Anda 'sedikit' diatur oleh keluarga dan diarahkan pilihannya dalam setiap pengambilan keputusan. Contohnya saat menentukan jumlah undangan. Keluarga yang ingin resepsi pernikahan besar-besaran tentunya akan menyelipkan sejumlah nama, baik keluarga maupun kerabat. Sebaiknya Anda membicarakan baik-baik keputusan Anda berdua dengan keluarga dari kedua belah pihak. Apabila Anda sudah membuat keputusan, sampaikan dan berterus-terang kepada mereka apa yang menjadi alasan Anda berdua. Sebelumnya, diskusikan dahulu dengan pasangan setelah melakukan pendekatan ke keluarga masing-masing.
2. Menikah dengan resepsi mewah. Lihat kembali kemampuan Anda untuk menyelenggarakan pesta yang tentunya tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Apabila hal ini memang bisa dilakukan, maka tidak menjadi masalah. Tetapi hal tersebut tidak hanya berhubungan dengan materi. Anda juga harus mempersiapkan mental ketika rencana Anda jauh melenceng pada saat pelaksanaannya. Dalam menyelenggarakan resepsi pernikahan mewah, ada banyak hal yang perlu Anda perhatikan untuk mewujudkannya. Persiapan tersebut akan menyita waktu dan pikiran Anda lebih banyak. Tentu saja, dengan jumlah uang yang tidak sedikit itu, Anda tidak ingin ada cela saat resepsi berlangsung.
Semua ini kembali pada diri masing-masing. Apakah kita memang memerlukan resepsi tersebut, misalnya untuk menjalin relasi bisnis, menjaga nama baik keluarga besar, atau memang Anda dan pasangan ingin menciptakan keintiman tersendiri dengan sebuah perayaan sederhana? Andalah yang menentukan, apakah pesta perayaan itu adalah hadiah untuk Anda berdua atau hadiah pula bagi semua keluarga dan kenalan Anda? Penting bagi Anda dan pasangan untuk menentukan dari awal, sehingga tidak terjadi kesalah-pahaman yang akan memicu pertengkaran.
Saya berharap, Anda dan pasangan akan mementingkan pernikahan itu sendiri daripada kemasannya.
--
Bandung, 6 Desember 2011
Katarina Lidya Agusfri
0 komentar:
Posting Komentar